BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian yang Islami. Dari satu segi kita melihat bahwa pendidikan itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain.
Disamping itu pendidikan bertujuan agar terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadikan manusia yang menghambakan diri kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Akan tetapi pendidikan Islam disini mencakup pengajaran umum dan pengajaran agama, yang didasari dengan langkah-langkah mengajar yang disebut dengan metode pengajaran.
Dalam pendidikan Islam, pengajaran agama Islam mencakup pembinaan keterampilan, kognitif, dan afektif yang menyangkut pembinaan rasa Iman, rasa beragama pada umumnya. Adapun metode pendidikan Islam yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode disini mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun dan menyajikan materi pendidikan Islam, agar materi pendidikan Islam tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik. Dalam pendidikan Islam metode pendidikan ini disebut dengan istilah “Thariqatut Tarbiyah” atau “Thariqatur Tahzib”.
Dalam Al-Qur’an dan Hadits dapat ditemukan berbagai metode pendidikan yang sangat menyentuh perasaan,mendidik jiwa, dan membangkitkan semangat, juga mampu menggugah puluhan ribu Muslimin untuk membuka hati umat manusia menerima tuntunan Allah. Dalam hal ini, salah satunya metode dakwah yang merupakan metode pendidikan yang berfungsi untuk mengajak dan membawa uamtnya ke jalan Allah dan untuk mendapat keridhoan-Nya. Untuk itu, pemakalah akan menguak lebih jelas mengenai metode pendidikan atau yang dikenal dengan metode pengajaran secara global dalam bab pembahasan yang selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode pembelajaran dalam perspektif Al-Qur’an
2. Apa saja Metode Pembelajaran yang terkandung dalam QS. Al Maidah ayat 67, QS. Al A’raf : 176-177, QS. Ibrahim : 24-25, QS. An Nahl : 125
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Metode dan Metode Pengajaran dalam Al-Qur’an
Metode berasal dari bahasa Latin “Meta” yang berarti melalui dan “Hodos” yang berarti jalan atau ke atau cara ke. Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqah” artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut Istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Kata “Metode” disini diartikan secara luas, karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang dimaksud disini mencakup juga metode mengajar.
Dalam literatur Ilmu Pendidikan, khususnya Ilmu Pengajaran dapat ditemukan banyak metode mengajar. Adapun metode mendidik selain dengan cara mengajar tidak terlalu banyak dibahas oleh para ahli. Sebabnya, mungkin metode mengajar lebih jelas, lebih tegas, obyektif bahkan universal, sedangkan metode mendidik selain mengajar lebih subyektif, kurang jelas, kurang tegas lebih bersifat seni dari pada sebagai sains. Metode itu banyak sekali dan akan bertambah terus sejalan dengan kemajuan perkembangan teor-teori pengajaran.
Tak dapat dibayangkan akan sejauhmana perkembangan metode-metode tersebut. Sekarang ini metode-metode itu jumlahnya lebih dari 16. Metode-metode mengajar ini disebut metode umum. Disebut metode umum karena metode tersebut digunakan untuk mengajar pada umumnya. Biasanya studi tentang metode mengajar umum disebut dengan menggunakan istilah metode pengajaran.
Disamping itu, ada pula metode pendidikan Islam adalah jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim, karena pendidikan Islam merupakan bimbingan secara sadar dari pendidik (orang dewasa) kepada anak yang masih dalam proses pertumbuhannya berdasarkan norma-norma yang Islami agar berbentuk kepribadiannya menjadi kepribadian muslim.
Diantara ayat-ayat mengenai metode pengajaran adalah sebagai berikut :
1.Metode Mengajar dalam Surat Al-Maidah Ayat 67
يا أيها الرسول بلغ ما أنزل اليك من ربك وان لم تفعل فما بلغت رسالته والله يعصمك من الناس ان الله لا يهدى القوم الكفرين
Artinya :
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika kamu tidak kerjakan (apa yang diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.
Penjelasan :
Nabi Muhammad adalah teladan di dalam alam nyata. Mereka memperhatikan beliau, sedangkan beliau adalah manusia seperti mereka lalu melihat bahwa sifat-sifat dan daya-daya itu menampakan diri didalam diri beliau. Mereka menyaksikan hal itu secara nyata didalam diri seorang manusia. Oleh karena itu hati mereka tergerak dan perasaan mereka tersentuh. Mereka ingin mencontoh rosul, masing-masing sesuai dengan kemampuannya dan sesuai dengan kesanggupannya meningkat lebih tinggi. Semangat mereka tidak mengendur, perhatian mereka tidak dipalingkan, serta tidak membiarkannya menjadi impian kosong yang terlalu muluk, karena mereka melihatnya dengan nyata hidup di alam nyata, dan menyaksikan sendiri kepribadian itu secara konkrit bukan omong kosong di alam khayal.
Oleh karena itu rosululloh s.a.w merupakan teladan terbesar buat umat manusia, beliau adalah seorang pendidik seorang yang memberi petunjuk kepada manusia dengan tingkah lakunya sendiri terlebih dahulu sebelum dengan kata-kata yang baik, dalam hal ini al-quran dan hadits menyebutkannya.
Melalui beliau allah membina manusia yang dikatakan allah s.w.t :
كنتم خير امة اخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله
Artinya :
Kami adalah umat terbaik yang dipersembahkan buat manusia, mengajak manusia berbuat baik dan mencegah mereka berbuat tidak baik serta beriman kepada Allah (QS Al-Imran : 110)
Teladan itu akan tetap lestari selama langit dan bumi ini lestari, kepribadian Rosululloh s.a.w sesungguhnya bukanlah hanya teladan buat suatu masa, satu generasi satu bangsa, satu golongan atau satu lingkungan tertentu. Ia merupakan teladan universal buat seluruh manusia dan seluruh generasi.
Beliau diutus buat seluruh makhluk dan seluruh manusia kapan pun ia lahir, buat seluruh generasi dan buat seluruh tempat. Teladan yang abadi, yang tidak akan habis-habis berkurang atau rusak.
Pantaslah orang-orang yang bertemu dengan Rosululloh dan melihat langsung pribadinya yang mulia itu, telah mengisi penuh roh, hati, otak, peraaan, dan tubuh mereka. Dan melihat pribadinya yang mulia itu sungguh merupakan terjemahan konkrit dari Al-Qur’an. Oleh karena itu mereka mengimani agama yang secara nyata mereka lihat terwujud secara konkrit itu.
Semuanya itu sudah merupakan ketetapan Allah, dan ketetapannya itu sudah terealisasi dengan diturunkanya Al-Qur’an.
Islam berpendapat, sebagaimana telah kita singgung didalam permulaan pasal ini, bahwa suri tauladan adalah tehnik pendidikan yang paling baik, dan seorang anak harus memperoleh teladan dari keluarga dan orang tuanya agar ia semenjak kecil sudah menerima norma-norma Islam dan berjalan berdasarkan konsepsi yang tinggi itu.
Dengan demikian Islam mendasarkan metodologi pendidikannya kepada sesuatu yang akan mengendalikan jalan kehidupan dalam masyarakat. Maka bila suatu masyarakat Islam terbentuk, masyarakat itu akan mengisi anak-anaknya dengan norma-norma Islam melalui suri tauladan yang diterapkan dalam masyarakat dan terlaksana didalam keluarga dan oleh orang tua.
2. Metode Pengajaran Surat Al-‘Araf Ayat 176-177
ولوشئنا لرفعنه بها ولكنه أخلد الى الآرض واتبع هواه فمثله كمثل الكلب ان تحمل عليه يلهث أو تتركه يلهث ذلك مثل القوم الذين كذبوا بأيتنا فاقصص القصص لعلهم يتفكرون -176
ساء مثلا القوم الذين كذبوا بأيتنا وأنفسهم كانوا يظلمون -177.
Artinya :
“Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (derajatnya) dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (176).“Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat dzalim”. (177)
Penjelasan :
((ولوشئنا لرفعنه بها) Sesungguhnya kami tinggikan (derajatnya) dengan ayat-ayat itu dan menjadikan kalian kedudukan yang tinggi melalui pengamalan ayat-ayat tersebut, akan tetapi dia cenderung kepada dunia dan harta, lebih mencintai dunia dan mementingkan kenikmatan dunia.
واتبع هواه Bagi orang-orang yang belum dihadapkan dengan kenikmatan akhirat, belum diberikan petunjuk dengan ayat-ayat Allah, lahir bathinnya belum diberikan kesempurnaan dan belum bisa mensyukuri nikmat Allah dengan adanya keridhoan-Nya. Perumpaman orang yang seperti itu bagaikan seekor anjing yang lagi hina yaitu anjing yang apabila dihalau maka dia mengulurkan lidahnya dan apabila dibiarkan maka dia mengulurkan lidahnya juga, dan ini merupakan sifat yang jelek dan hina yang diserupakan dengan seekor anjing. Andaikan ada sifat orang yang serupa dengan seekor anjing ini merupakan kejadian yang sangat aneh/asing, yaitu merupakan bagi orang-orang hampa akan pengetahuan mengenai ayat-ayat Allah. Dan perumpamaan yang aneh/asing ini adalah perumpamaan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan sombong kepada Allah.
Pada waktu manusia merasa bahagia karena adanya mukjizat Al-qur’an yang menampakan kejadian-kejadian orang Yahudi yang tidak menyukai adanya Nabi Muhammad SAW. Wahai rasul, ceritakanlah kepada orang Yahudi tentang orang yang diserupakan dengan seekor anjing karena mendustakan ayat-ayat Allah agar mereka dapat menjauhi jalan yang sesat dan kembali untuk meraih rahmat Allah, mensyukuri nikmat Allah dan mempelajari nama-nama kebesaran Allah. Jikalau mereka dipanggil oleh Allah, mereka menjawab akan tetapi mereka tidan menaati-Nya, karena hanya taat kepada selain Allah.
لعلهم يتفكرونMaka takutlah dengan adanya perumpamaan-perumpamaan yang seperti itu, karena Allah lebih mengetahui sifat-sifat umat Nabi Muhammad SAW dikarenakan beliau adalah manusia yang paling benar untuk diikuti dan dapat menolong manusia dari kesesatan.
ساء مثلا Perumpamaan orang-orang yang mendustakan dan menentang ayat-ayat Allah, diserupakan dengan seekor anjing yang tidak mempunyai apa-apa hanya memikirkan makanan dan hawa nafsunya saja. Akhlak orang-orang yang dzalim karena penuh dengan kedustaan maka Allah akan mendzalimi mereka dengan menjauhkan diri mereka dari petunjuk Allah. Dalam sebuah hadits telah disebutkan orang diserupakan dengan seekor anjing dan telag ditetapkan dalam Soheh Kitab As-Sittah.
Dari Ibnu Abbas sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda :”Bukankah orang yang hina kembali kepada kekotoran/kehinaan bagaikan seekor anjing yang mengeluarkan muntahnya”.Amat buruknya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah diumpamakan dengan seekor anjing yang mengeluarkan muntahnya penuh dengan kotoran yang sangat menjijikkan.
3. Surat Ibrahim Ayat 24-25
ألم تر كيف ضرب الله مثلا كلمة طيبة كشجرة طيبة أصلها ثابت وفرعها فى السماء -24
تؤتى أكلها كل حين باذن ربها ويضرب الله الآمثال للناس لعلهم يتذكرون -25
Artinya :
“Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit”. (24).
“Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (25).
Penjelasan:
Wahai manusia, tidakkah kalian mengetahui bagaimana Allah memberikan perumpamaan mengenai kalimat yang baik seperti pohon yang baik. Kalimat yang baik adalah kalimat Tauhid, kalimat orang Islam dan kalimat menyeru dalam Al-qur’an. Dan pohon yang baik itu adalah pohon kurma. Pohon kurma disifati dengan 4 sifat, yaitu :
1. Pohon yang baik itu adalah pohon yang enak dipandang baik bentuknya, baik aromanya, baik buahnya, baik kegunaannya (buahnya lezat) dan memberikan manfaat yang sangat besar.
2. Akarnya teguh (sisa akarnya melekat dan kuat tidak akan tercabut).
3. Cabangnya menjulang ke langit (keadaannya sempurna dapat memanjangkan daun), dan apabila daunnya jatuh maka akan membusuk didalam tanah, untuk itu buahnya harus bersih dari berbagai kotoran.
4. Pohon itu memberikan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya (akan berbuah setiap waktu dengan seizin Allah, kekuasaan-Nya, penciptaan-Nya dan Anugerah-Nya), dan apabila pohon-pohon itu memberikan buahnya setiap waktu itu sudah merupakan aturan musim.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa kalimat yang baik itu seperti ucapan : dan pohon yang baik itu adalah pohon kurma, begitu pula menurut Ibnu Mas’ud.
Diriwayatkan pula dari Anas Bin Amr dari Nabi Muhammad SAW dan hadits Ibnu Amr yang diriwayatkan oleh Bukhori berkata : “Rasulullah SAW bersabda : beritakan aku mengenai pohon yang menyerupai sifat orang-orang muslim, yang daunnya tidak berguguran baik di musim panas ataupun musim dingin dan memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya. Ibnu Amr berkata : sebagaimana terjadi pada diriku ketika Abu Bakar dan Umar melihat pohon kurma, kami tidak dapat berbicara apapun, sampai-sampai kami tidak dapat mengucapkan sesuatu. Rasulullah SAW berkata : itulah yang dinamakan pohon kurma.
ويضرب الله الآمثال Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia, supaya dapat menambah pemahaman dan akal fikiran juga gambaran mengenai pohon kurma tersebut, karena makna-makna perumpamaan itu harus dapat diterima oleh akal dengan perasaan yang melekat, menghilangkan sesuatu yang tersembunyi dan keraguan didalamnya sehingga dapat menjadikan makna tersebut sesuatu yang dapat disentuh oleh perasaan dan fikiran. Dalam hal ini, manusia mengajak kita untuk memikirkan adanya kebesaran Allah dengan adanya perumpamaan-perumpamaan ini, dan memikirkan hal-hal yang tersirat didalamnya untuk dapat memahami tujuan dari makna-makna tersebut.
4. Surat An-Nahl Ayat 125
أدع الى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتى هي أحسن ان ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين .
Artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-Mu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Penjelasan :
أدع الى سبيل ربك Menyeru manusia ke jalan Allah dan mengesakan Allah adalh merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari. Oleh karena itu, inipun merupakan sesuatu yang penting bagi Nabi Muhammad SAW. Allah memerintahkan Rasulullah SAW untuk mengajak manusia ke jalan Allah dengan pelajaran. Sebagaimana potongan ayat dibawah ini :
أدع الى سبيل ربك
Wahai Rasul, serulah manusia ke jalan Tuhan-Mu yaitu agama Islam melalui pelajaran yang baik dan perkataan yang baik, yaitu pelajaran dan teguran yang dapat mempengaruhi hatinya juga memberikan peringatan kepada mereka untuk takut akan siksa Allah SWT.
وجادلهم بالتى هي أحسن Membantah mereka dengan bantahan yang baik dan sebagainya. Merubah diri mereka dengan tujuan yang baik, dengan perkataan yang lemah lembut, mengajarkan bagaimana mengampuni orang yang berbuat kejahatan terhadap dirinya, saling menasehati, cara merubah perbuatan yang jelek menjadi baik dan jangan berdebat dengan ahli kitab. Ini tidak hanya dilaksanakan dengan perkataan saja, akan tetapi karus diiringi dengan perbuatan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT :
ولاتجادل أهل الكتاب الا بالتى هي أحسن الا الذين ظلموا منهم - العنكبوت : 46
“Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik kecuali dengan orang-orang dzalim diantara mereka”. (QS. Al-Ankabut : 46).
Ini merupakan perintah kepada Nabi Muhammad dari Allah untuk mengajarkan mereka dengan perkataan yang lemah lembut dan nasehat yang lembut pula. Sebagaimana ketika Musa dan Harun AS, diutus ke Fir’aun, dalam ucapannya :
فقولا له قولا لينا لعله يتذكر أو يخشى - طه : 44
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (QS. Thaha : 44).
Untuk wajib bagi setiap Da’I untuk melaksanakan dakwah keIlahian.
ان ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله Allah telah mengetahui orang-orang yang celaka dan orang-orang yang bahagia, dan bagi orang yang bahagia dan tahu akan kebenaran maka Allah akan diberikan petunjuk.. Allah pun lebih mengetahui siapa yang tersesat dan siapa yang mendapatkan petunjuk, bagi orang yang mendapatkan petunjuk diperbolehkan untuk bertemu denagn Tuhan-Nya. Wahai Muhammad, petunjuk itu tidak hanya bagi kamu tetapi bagi orang selain kamu yaitu bagi orang yang menyampaikan ajarannya dan orang yang mulia. Sebagaimana dalam firman Allah :
انك لا تهدي من أحببت ولكن الله يهدي من يشاء - القصص : 56
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang dikehendaki-Nya”. (QS. Al-Qhashash : 56).
ليس عليك هداهم ولكن الله يهدي من يشاء - البقرة : 272
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. (QS. Al-Baqoroh : 272).
Adapun urutan langkah mengajar ditentukan oleh banyak hal, antara lain :
1. Oleh tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu. Jika tujuannya itu keterampilan maka urutan langkahnya ada; bila tujuannya memahami konsep, maka urutannya akan berbeda dari bila tujuannya keterampilan; demikian seterusnya.
2. Oleh kemampuan guru. Ada guru yang pandai berbicara; ia sebaiknya banyak menggunakan ceramah. Jika guru lihai bernyanyi ia dapat menggunakan bernyanyi sebagai cara mengajar. Langkah-langkahnya disesuaikan dengan rumusan pengajaran.
3. Oleh keadaan alat-alat yang tersedia. Dalam proses pengajaran sering kali digunakan alat-alat. Alat-alat itu menentukan langkah mengajar. Bila metode eksperimen yang digunakan, maka alat-alat eksperimen harus tersedia. Bila tidak ada, maka metode itu diganti dengan metode lain yang tidak perlu menggunakan alat.
4. Oleh jumlah murid. Bila muridnya banyak, katakanlah 100 orang dalam satu kelas, maka metode ceramah lebih baik dari pada metode diskusi. Jalan pengajaran (langkah-langkah mengajar) metode ceramah tentu berbeda dari langkah mengajar dalam metode diskusi.
BAB III
KESIMPULAN
Surat Al-Maidah ayat 67 :
Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa kita selaku umat nabi Muhammad S.A.W harus meniru dan mensuri tauladani akhlak nabi Muhammad s.a.w, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi keluarga dan orang tua hendaklah mendidik anaknya dengan cara meniru akhlak rosululloh sehingga terciptalah norma-norma islam dan kepribadian dalam diri anak tersebut.
Dalam ayat ini menggunakan metode suri tauladan dalam ruang lingkup pendidikan.
Surat Al-A’raf ayat 176-177
Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa bagi orang-orang yang mengamalkan ayat-ayat Allah akan di tinggikan derajatnya, dan apabila bagi orang-orang yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah karena cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa narfsunya. maka Allah tidak akan memberikan hidayah baginya. Orang yang seperti itu diumpamakan seperti seekor anjing apabila dihalau ia mengululurkan lidahnya dan apablia dibiarkan ia mengulurkan lidahnya pula. Begitu hinanya orang yang tidak mengamalkan ayat-ayat Allah sehingga Allah akan memberikan peringatan kepada orang yang demikian itu.
Dalam ayat ini menggunakan metode cerita dalam ruang lingkup pendidikan.
Surat Ibrahim ayat 24-25
Ayat tersebut di atas memberikan gambaran kepada kita untuk merenungi dan mentafakuri ciptaan Allah agar dapat diambil hikmah dan pelajarannya. Seperti ayat-ayat Allah yang memiliki kandungan-kandungan makna yang tersirat. Dan metode pengajaran dalam ayat ini adalah kontemplasi.
Surat An-Nahl ayat 125
Dalam ayat di atas terdapat beberapa metode pengajaran, yaitu :
1. Metode hikmah (pelajaran)
2. Metode nasihat yang baik
3. Metode bantahan yang baik dan perkataan yang lemah lembu
DAFTAR PUSTKA
_________,metode pengajaran dalam perspektif Al-Qur'an/www.networkedblogs.com/ 21/12/2009/13:23
Mukhlis Fakhruddin, strategi pembelajaran berbasis alqur'an, www.mukhlisfahruddin.web.id
Wahbah Ar-Rahili, DR, Ust, Tafsir Munir (Dalam Aqidah,Syari’ah dan Manhaj), Beirut, Libanon : Darul Fikr Al-Ma’ashir, 1991 M/1411 H, cet. 1.
Ahmad Tafsir, DR, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1994, cet.2.
Nur Uhbiyati, Hj. Dra, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, PTAIS, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998, cet.2.
Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, Bandung : PT Al-Ma’arif, 1993, Cet III
Jalaludin Muhammad Ibnu Ahmad Al Mahly, Tafsir Al-Quranul Adzim, Daarul Ilmi, Juz I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar